15 September 2008

Teologi Maria

Mariologi

Mariologi dalam Gereja Katolik Roma adalah sebuah bagian teologi yang berhubungan dengan Maria, Sang Bunda Allah. Dengan julukannya juga sebagai Sang Perawan Suci karena ia adalah Ibu Tuhan, ia memiliki sebuah martabat yang tak terhingga yang berasal dari kebaikan yang tak terhingga pula, yakni Allah. Secara teologis, Mariologi Katolik Roma tidak hanya membahas kehidupannya saja, namun juga membahas berbagai penghormatan kepadanya dalam kehidupan sehari-hari, doa-doa, serta kesenian, musik dan arsitektur yang bertemakan Maria dalam kehidupan Kristiani hari ini, masa lalu dan sepanjang masa.

Mariologi Katolik Roma masih dan terus menerus dibentuk tidak hanya oleh ensiklik kepausan tapi juga oleh hal-hal lain yang saling mempengaruhi mulai dari tulisan-tulisan para orang-orang suci gereja hingga berbagai pembangunan gereja-gereja agung yang didedikasikan untuk Maria di lokasi-lokasi penampakannya pada anak-anak di pegunungan terpencil yang diterima sensus fidelium (berdasarkan keimanan bersama). Di beberapa kasus, sensus fidelium terkadang mempengaruhi keputusan-keputusan kepausan mengenai Maria, melengkapi Mariologi dengan komponen “teologi rakyat” yang membedakannya dari komponen-komponen teologi formal lainnya. Dalam hal kepopuleran dilihat dari jumlah pengikut, keanggotaan di dalam gerakan dan perkumpulan yang berorientasi pada Maria tumbuh dengan jumlah yang sangat berarti di abad ke-20.

Sifat Dasar Mariologi Katolik

Mariologi tak dapat dipisahkan dari Kristologi

Mariologi Katolik adalah sebuah konsekwensi logis dan penting dari Kristologi: Yesus dan Maria adalah anak dan ibu, Sang Penebus Dosa dan Yang Ditebus Dosanya. Mariologi adalah Kristologi yang dikembangkan hingga ke potensi yang sepenuhnya. Maria dan putranya Yesus sangatlah mirip namun tidak kembar identik dalam teologi Katolik. Oleh karena itu, ajaran-ajaran tentang Maria, disamping turut memberikan sumbangan ke dalam pengajaran mengenai Kristus, juga adalah ajaran yang terpisah yang disebut Mariologi.

Maria mengembangkan pengertian yang lebih mendalam mengenai siapa Kristus itu dan apa yang dilakukan-Nya. Kristologi tanpa Maria adalah suatu hal yang salah menurut pandangan Gereja Katolik Roma, karena teologi tersebut berarti tidak didasarkan pada wahyu Kitab Suci yang penuh. Umat Kristiani di masa-masa awal dan banyak orang-orang suci memusatkan diri pada interpretasi paralel ini. Para paus menyoroti hubungan intim antara dogma-dogma mengenai Maria dan penerimaan penuh dari dogma Kristologi.

Gereja adalah kumpulan umat Allah karena dirinya adalah Tubuh Kristus. Gereja hidup dalam hubungannya dengan Kristus. Sebagai Tubuh Kristus, Gereja juga memiliki hubungan dengan ibu-Nya, yang menjadi topik utama dari Mariologi Katolik. Maria dipandang sebagai citra asli Gereja, atau, seperti yang dinyatakan dalam Konsili Vatikan II, “Bunda Gereja”.

Mariologi terus-menerus berkembang, termasuk di dalamnya berbagai dogma, tradisi, posisi teologis resmi dan hipotesis mengenai Maria, baik yang ada saat ini maupun yang telah menjadi sejarah. Namun, Mariologi bukan saja sebuah bidang teologi yang dipelajari oleh sedikit cendekiawan, namun sebuah konsep devosi yang dianut oleh jutaan umat Katolik yang menghormati Sang Perawan Suci Maria. Dan, seperti yang didiskusikan di bawah ini, bidang teologi ini berbeda dengan bidang-bidang lain dalam teologi dalam hal bahwa perkembangan bidang ini seringkali berasal dari gerakan bawah, dari massa umat yang percaya, dan terkadang berasal dari pengalaman-pengalaman rohani anak-anak kecil dan sederhana di puncak gunung terpencil, yang kemudian mempengaruhi tingkatan atas Tahta Suci di Roma melalui sensus fidei.

Doktrin-doktrin Maria dalam Gereja Katolik Roma, termasuk keempat dogma yang dibahas dibawah ini, adalah bagian utama dari Mariologi yang terdiri atas ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin resmi mengenai hidup dan peran Maria, namun tidak mengikut-sertakan pandangan-pandangan menyeluruh, konroversi dan aspek-aspek kebudayaan devosi kepada Maria. Mariologi adalah bagian dari doktrin abstrak dan juga adalah sebuah bagian yang penting dalam kehidupan gereja: doa-doa Maria, ziarah-ziarah ke tempat-tempat suci Maria, devosi-devosi kepada Maria selama bulan Mei dan Oktober, penampakan Maria, gelar-gelar Maria, dan hari-hari peringatan bagi Maria diperjelas dalam artikel Sang Perawan Suci Maria. Oleh karena itu, artikel mengenai Mariologi Katolik Roma ini menyajikan sebuah peninjauan mengenai persoalan-persoalan pokok, perkembangan dan kontroversi gerakan eklesiologi ini.

Dogma-dogma mengenai Maria

Dogma-dogma Gereja Katolik Roma mengenai Maria memiliki dua fungsi: menyajikan ajaran-ajaran Gereja yang tidak dapat salah mengenai Maria dan hubungannya dengan Yesus Kristus, dan memuji Maria serta memuji karya Allah pada diri Maria melalui Maria sendiri. Semua dogma mengenai Maria mengajarkan tentang putranya yang kudus dan menyoroti kekudusan Yesus Kristus. Saat ini terdapat empat dogma mengenai Maria di antara banyak ajaran lain mengenai Sang Perawan Suci:

Nama

Definisi Magisterium Pertama

Isi Dogma

Keperawanan Selamanya

Simbol pembaptisan semenjak abad ketiga

'Keperawanan Maria Selamanya' berarti Maria adalah seorang perawan sebelum, selama dan sesudah melahirkan.

Bunda Allah

Konsili Efesus (431)

Maria adalah benar-benar Bunda Allah karena kesatuannya dengan Kristus, Putra Allah.

Pembuahan Suci

Paus Pius IX (1854)

Maria, pada saat dirinya diciptakan, dijaga kesuciannya dari dosa asal.

Pengangkatan Tubuh ke Surga

Paus Pius XII (1950)

Maria, setelah menyelesaikan jalan hidupnya di bumi, diangkat tubuh dan jiwanya ke keagungan surga.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Shalom. Ajaran Mariologi ini sangat berlebihan terlebih dengan digelarinya Miryam, nama Ibrani dari Maria sebagai ibu Tuhan, sesuatu yang tidak pernah diajarkan baik oleh para rasul maupun oleh Yeshua sendiri. Sebutkanlah Miryam sebagai ibu Mesias saja yang dititipi oleh Bapa Surgawi oleh kuasa kerja Ruach haKodesh untuk mengandung AnakNya.

Unknown mengatakan...

Shalom. Ajaran Mariologi ini sangat berlebihan terlebih dengan digelarinya Miryam, nama Ibrani dari Maria sebagai ibu Tuhan, sesuatu yang tidak pernah diajarkan baik oleh para rasul maupun oleh Yeshua sendiri. Sebutkanlah Miryam sebagai ibu Mesias saja yang dititipi oleh Bapa Surgawi oleh kuasa kerja Ruach haKodesh untuk mengandung AnakNya.